Thursday, December 15, 2011

Jurnal Rasa Parte 6 (Finale)


Perjalanan memang ga semulus kaki seorang model ya... Ada kalanya bergelombang, atau bahkan berlubang.
Pertanyaannya adalah, sanggupkah perjalanan berlanjut atau justru harus memutar balik mencari jalan yg baru ? atau mungkin mencoba memperbaiki jalan yang ada ketika kita yakin bahwa itu jalan satu-satunya... 

Perjalanan rasa ini terasa indah dan menghanyutkan... tanpa sadar terlengahkan hingga terantuk batu dan terjatuh.
Namun itulah perjalanan... 
Mungkin karena masa lalu menjadi penghalang arah yang seharusnya tidak dilibatkan. Tapi, begitulah pikiran. Demikian liarnya hingga sesuatu tak berjalan sebagaimana mestinya.

Ga sampai 2 bulan perjalanan kita, banyak indahnya... Saking indahnya aku pun lengah oleh rasa takut hingga terperosok pada lubang yang aku pikir adalah sebuah jalan. Jalan yang aku pikir menjadi satu-satunya untuk mendapatkan kamu seutuhnya.

Tapi aku ga menyesal atas kebersamaan ini. Hanya yang aku sesalkan adalah, aku belum belajar dari masa lalu... belajar mengusir ketakutan masa lalu. Kembali sebuah pelajaran aku petik dari hubungan ini.
Aku bersyukur mengenal kamu, dekat dengan kamu, jalan bareng kamu dan bergandengan tangan. Terlebih saat merasakan degup jantung kamu dan saling melumatkan rasa...

Meski akhirnya kita ga bisa barengan, aku akan kenang ini sebagai hal terindah pertama yang pernah aku rasakan.
Dan akupun belajar untuk menjadi bijaksana atas ucapanku, untuk selalu jujur dan saling percaya. Hal yang tidak aku indahkan meski telah terucap.

Seperti sebuah serial, kadang harus berakhir... Maka demikian pula jurnal rasa ini.
Semoga kamu menemukan rasa yang kamu cari dan menjadi jurnal terabadi dalam hati kamu, selamanya.

"When the past calls, let it go to voicemail. It has nothing new to say." *but then, I answered it.

No comments:

Post a Comment