Sunday, July 4, 2010

Selembar Kertas

Merangkum ribuan malam diatas selembar kertas
terbersit dua wajah selintas dalam bayangan, 
ketika tiba-tiba angin mengantar wangi kamboja melalui jendela kamar,
menuntun gemulai jemari menorehkan tinta
dan mematri mozaik benak dalam bayangan yang jelas. Aku dan kamu.

Selembar kertas baru terisi setengah
ketika satu wajah lain yang seharusnya binasa, menyeruak memenggal kenangan
menggiring wajahmu larut dalam aroma pengap
jemari pun tertegun untuk mengisi ruang sisa
mozaik benak menjadi tak beraturan 
lalu berakhir di sepeninggal malam


:selembar kertas tak pernah usai tertuliskan.

No comments:

Post a Comment